• Jelajahi

    Copyright © PT KundurSeo

    Menu Atas

    Iklan

    Menyusuri Jejak Sejarah Melayu di Pulau Penyengat Tanjung Pinang

    Ar-rahim 🇵🇸
    Jun 17, 2024, 04:50 Last Updated 2024-06-16T21:50:24Z

    Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepri banyak memiliki jejak sejarah kerajaan dan kesultanan Melayu yang masih terawat dan terlestarikan sampai kini.

    Salah satunya adalah Pulau Penyengat yang terletak di seberang pulau dan berhadapan dengan pulau ibukota Tanjung Pinang. Ada ikon menarik di Pulau Penyengat, yakni Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat.

    Masjid ini sangat dikenal luas dan sangat ikonik dengan warna khasnya berwarna kuning kombinasi hijau. Peninggalan masjid ini erat kaitannya dengan perjalanan sejarah Kerajaan Riau-Johor-Pahang-Lingga. Bukti dan jejak sejarah itu masih tertinggal dan terawat  di dalam masjid ini.

    Dikutip dari beberapa sumber, Masjid Raya Sultan Riau didirikan pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman. Luas bangunan berukuran 18 x 20 meter itu ditopang empat tiang beton. Keempat sudut bangunan terdapat menara tempat bilal mengumandangkan adzan.

    Di dalam Masjid Raya Sultan Riau, terdapat Al-Quran dengan tulisan tangan yang terpajang di tengah masjid. Di bagian kiri dan kanan halaman depan masjid terdapat Rumah Sotoh yang dulunya digunakan sebagai tempat belajar ilmu agama.

    Di luar Masjid terdapat balai atau pendopo untuk pengunjung beristirahat.

    Menurut Sejarahwan Kepulauan Riau (Kepri), Datok Aswandi Syahri, Masjid Raya Sultan Riau Penyengat adalah masjid tertua di Provinsi Kepri yang sudah dibangun sejak 1832 oleh Raja Abdurrahman.

    Sebelumnya, pada 1803 ketika pulau Penyengat dibuka untuk Engku Puteri Raja Hamidah sudah ada bangunan masjid yang terbuat dari kayu.

    “Masjid pulau Penyengat inilah masjid tertua di Kepri yang sampai saat ini masih bisa kita lihat bentuk fisiknya,” katanya.

    Selain masjid yang ikonik itu, di Pulau Penyengat juga terdapat komplek Makam Engku Puteri Hamidah. Jika berkunjung ke pulau Penyengat, kurang lengkap rasanya jika tidak berziarah ke komplek makam Engku Puteri Raja Hamidah.

    Pulau Penyengat dibangun menjadi sebuah negeri oleh Sultan Mahmud Riayat Syah untuk dianugerahkan kepada Raja Hamidah sebagai mahar atau emas kawin takkala Sultan Mahmud Riayat Syah menikahi Raja Hamidah. Sejak perkawinan itu Raja Hamidah bergelar Engku Puteri.

    Sosok Engku Puteri disebut-sebut juga tokoh budaya pikir di kalangan perempuan Melayu di zamannya. Engku Puteri mewariskan pikiran-pikiran yang besar dan kreatif yang masih bermanfaat hingga sekarang ini.

    Engku Putri termasuk wanita yang sangat berpengaruh, terutama di bidang adat istiadat, di dalam hal lain yang menunjukkan kedudukan yang prima Engku Puteri dalam kerajaan Riau, Lingga, Johor, dan Pahang yaitu sebagai pemegang Regalia (alat-alat kebesaran kerajaan).

    Di komplek ini juga terdapat makam Pahlawan Nasional, Raja Ali Haji. Beliau adalah anak dari Raja Ahmad Bin Raja Haji Fisabilillah, dengan isterinya Encik Hamidah Binti Panglima Malik Selangor.

    Raja Ali Haji banyak mewariskan kitab-kitab seperti diantaranya Tuhfat Al-Nafis, silsilah Melayu dan Bugis, Gurindam XII, Syair Abdul Muluk, kitab pengetahuan bahasa, Tsamaratul Muhimmah, dan beberapa karya lainnya.

    Dari karya-karya itu Raja Ali Haji diingat sebagai tokoh penting di bidang sejarah, sastra, dan agama Islam. Raja Ali Haji merupakan anak pribumi pertama yang membuat Kamus Bahasa Melayu dan kamus ini juga merupakan dasar Bahasa Indonesia.

    Raja Ali Haji diangkat menjadi Pahlawan Nasional oleh pemerintah Republik Indonedia pada 10 November 2004. (*/fjamr)

    Haloo..

    Terimakasih sudah berkunjung ke website kami, jika ingin beli template silahkan chat kami

    Support ICloudice.com
    6285834306926
    Call us to +6285834306926 24 Jam
    Hallo! Apakah kamu ingin membeli template ini?
    ×
    Beli template?